Laporkan Penyalahgunaan

Popular Posts

Contac Us

Nama

Email *

Pesan *

Pengikut

Jumlah Pengunjung

Arsip

Labels List

Kelas Growth Blogger dari Growthing.id

Popular

Dampak kekeringan dan cara mengatasinya

39 komentar
Perubahan iklim

Kita mungkin sudah tidak asing lagi dengan kalimat yang mengatakan bahwa air adalah sumber kehidupan. Memang faktanya demikian, sebab berat tubuh manusia sekitar 60 persennya terdiri dari air. Organ paru-paru kandungan airnya sebanyak 83 persen. Di kulit ada 64 persen air, di ginjal dan otot ada sekitar 79 persen. Sedangkan organ penting tubuh, seperti otak dan jantung 73 persennya terdiri dari air. Tidak hanya itu, tulang yang kelihatannya kering namun dalam tulang 31 persennya terdiri dari air. Dari hal ini bisa kita ketahui betapa pentingnya air bagi kita. Air sangat diperlukan oleh tubuh supaya organ tubuh bisa berfungsi dengan baik. Namun sayangnya keberadaan air di dunia semakin hari semakin langka. Sehingga kita perlu melakukan usaha-usaha supaya keberadaan air tetap lestari. Supaya kita bisa terhindar dari dampak kekeringan

Jika dilihat dari letak geografis, seharusnya Indonesia tidak kekurangan pasokan air. Karena sebagian wilayah Indonesia merupakan perairan. Indonesia memiliki 6 persen persediaan air dunia atau sekitar 21 persen air Asia Pasifik dimiliki oleh Indonesia. Dari segi curah hujan Indonesia juga memiliki curah hujan yang cukup tinggi yaitu 2000-3000 mm/tahun. 

Namun faktanya Indonesia mengalami kekeringan saat musim kemarau tiba. Kelangkaan air tidak hanya terjadi di desa-desa tetapi juga di kota-kota. Dalam catatan Bappenas yang tertera direncana pembangunan jangka menengah nasional 2020-2024, ketersediaan air di pulau Jawa, bali dan nusa tenggara semakin langka hingga tahun 2030. Sementara itu diprediksi krisis air mengancam hampir 10 persen wilayah Indonesia atau setara dengan dua kali luas pulau Jawa. Krisis air Indonesia ini harusnya mendapatkan perhatian yang khusus dari semua pihak baik masyarakat maupun pemerintah. 

Menurut Muhammad Reza dari koordinator Koalisi Rakyat untuk Hak Atas Air (KRuHA) dalam diskusi Antisipasi Ancaman Bencana Kekeringan 2020 di ruang publik KBR hari jum'at 22 Mei, menyebutkan ada 2 faktor yang menyebabkan terjadinya kekeringan:
1. Kelangkaan
Kelangkaan yang dimaksud di sini adalah karena adanya perubahan iklim global sehingga menyebabkan terjadinya perubahan pola cuaca. 
2. Ketidakadilan
Ketidakadilan yang dimaksud adalah tidak meratanya air bersih yang diperoleh oleh warga. Artinya ada ketidakadilan dalam manajemen pendistribusian air, contohnya adalah privatisasi. 

Sementara itu, secara khusus Cak Purwanto dari Yayasan Air Kita, Jombang Jawa Timur, melihat krisis air yang terjadi di wilayah Jombang disebabkan oleh tiga faktor, yaitu;
1. Perubahan iklim global
2. Letak geografis
3. Ulah oknum misalnya dengan melakukan perusakan hutan. 

Namun, secara umum kekeringan diberbagai daerah disebabkan oleh perubahan iklim sebagaimana yang disampaikan oleh badan kesehatan dunia WHO. 


Perubahan iklim dan faktor penyebabnya


Perubahan iklim merupakan perubahan suhu yang drastis disertai dengan curah hujan, pola angin dan fenomena cuaca lainnya yang tidak seperti biasanya. Perubahan iklim ini bisa menyebabkan musim kemarau lebih panjang waktunya dari biasanya. Sehingga bisa menyebabkan kekeringan. Hal ini tentu saja tidak baik karena akan berdampak langsung terhadap kehidupan baik manusia, hewan dan juga tumbuhan. 

Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan iklim adalah:
1. Aktivis manusia
Tidak bisa dipungkiri kegiatan manusia memiliki andil yang besar dalam mempengaruhi perubahan iklim. Kegiatan manusia yang mengeksploitasi alam lebih banyak memberikan dampak kerusakan lingkungan. Namun sayangnya hanya sedikit orang yang peduli dengan hal ini. Beberapa contoh kegiatan manusia yang merusak lingkungan adalah melakukan penebangan secara liar. Mendirikan bangunan dilahan resapan air. Membuang limbah industri ke perairan secara langsung. 

2. Efek rumah kaca
Efek rumah kaca terjadi karena pelepasan karbondioksida ke atmosfer jumlahnya terlalu tinggi. Adapun contoh kegiatan manusia yang menyebabkan pelepasan karbondioksida ke udara adalah asap dari kendaraan bermotor, asap pabrik, penggunaan kulkas dan AC. Dalam alat pendingin seperti AC ataupun kulkas terdapat gas chlorofluorocarbon (CFC). Gas chlorofluorocarbon (CFC) ini lebih berbahaya sebab dapat menciptakan efek rumah kaca 10 ribu lebih buruk dari karbondioksida. 

Selain hal tersebut kegiatan sektor pertanian dan peternakan juga menyebabkan terjadinya efek rumah kaca. Ketika petani menggunakan pupuk penyubur nitrogen ke dalam tanah. Beberapa nitrogen berubah menjadi Nitro Oksida, yang merupakan gas rumah kaca yang paling kuat. Sedangkan dibidang peternakan sapi menciptakan gas methan saat rumput yang dimakannya mengalami proses peragian di perutnya. Di dunia ada sekitar 1,2 miliar ternak sapi yang menambah naiknya gas rumah kaca. 

3. Kerusakan lapisan ozon
Lapisan ozon berfungsi melindungi bumi dari sinar ultraviolet yang menyebabkan kanker. Namun seiring berjalannya waktu lapisan ini mulai rusak. Adapun penyebab rusaknya lapisan ozon adalah berbagai macam gas yang dilepaskan ke udara seperti karbondioksida, chlorofluorocarbon (CFC), halon, bromida, karbon tetraklorida, dan senyawa klorin yang mengandung metil kloroform. Rusaknya lapisan ozon ini menyebabkan terjadinya perubahan iklim. 

4. Pemanasan Global
Perubahan iklim berawal dari pemanasan global. Pengertian dari pemanasan global adalah peningkatan suhu rata-rata permukaan bumi baik di darat maupun di laut. Penyebab kenaikan suhu tersebut karena efek rumah kaca. Dampaknya mempengaruhi keadaan iklim yang berakibat kepada pola perubahan cuaca. Di salah satu bagian mengalami peningkatan suhu namun disisi yang lain ada daerah yang mengalami musim dingin yang lebih dingin. 

Akibat perubahan iklim ini salah satunya adalah musim kemarau yang lebih panjang daripada biasanya. Hal ini karena gas rumah kaca menyebabkan meningkatnya panas di daerah Pasifik bagian timur di bandingkan dengan daerah pasifik di bagian barat. Inilah kemudian yang menyebabkan terjadinya El Nino. El Nino membuat musim kemarau di daerah sekitar Australia termasuk Indonesia meningkat, sebaliknya di daerah barat Amerika Selatan intensitas hujan meningkat. Artinya saat El Nino terjadi Indonesia memiliki potensi besar mengalami kekeringan karena curah hujannya berkurang.

Dampak dari kekeringan
Adapun dampak kekeringan diantaranya adalah
1. Terjadinya krisis pangan
Sebagaimana kita ketahui bahwa air merupakan hal pokok untuk menunjang kelangsungan hidup makhluk hidup. Jika terjadi kekeringan maka akan banyak tanaman yang tidak bisa tumbuh dengan subur. Karena tumbuhan tidak bisa tumbuh subur maka produktivitas hasil pertanian akan menurun. Akibatnya terjadi krisis pangan sehingga banyak orang yang akan terancam mengalami kelaparan. 

2. Kerusakan ekosistem
Terjadinya kekeringan menyebabkan hutan yang awalnya subur berubah menjadi gurun yang gersang. Tentu saja hutan yang gersang sangat merugikan makhluk hidup. Hutan merupakan tempat tinggal berbagai macam satwa jika hutan gersang maka akan banyak satwa yang kehilangan habitat aslinya. Selain itu satwa juga akan kesulitan bertahan hidup jika jumlah air berkurang.

3. Pendidikan anak terbengkalai
Mungkin kita bertanya apa hubungannya kekeringan dengan pendidikan? Hubungannya adalah kesulitan mendapatkan air membuat orang mengerahkan seluruh anggota keluarganya untuk mendapatkan air, tidak terkecuali anak-anak. Jadi anak-anak akan lebih fokus untuk mencari untuk membantu keluarga dibandingkan pergi ke sekolah. 

4. Menimbulkan penyakit
Adapun penyakit yang timbul akibat kekeringan adalah:
1. Penyakit ISPA dan paru-paru
Musim kemarau yang lebih panjang menyebabkan terjadinya polisi udara. Hal ini karena frekuensi hujan berkurang. Kita ketahui bahwa hujan mampu membersihkan polutan-polutan. Jika frekuensi hujan berkurang tentunya jumlah polutan yang ada di udara akan semakin menumpuk. Tentu saja udara yang kotor sangat menggangu pernafasan kita. Akibatnya paru-paru yang berfungi untuk alat pernapasan akan mengalami gangguan. Dari paru-paru ini zat polutan akan menyerang organ lain melalui pembuluh darah. Tahap selanjutnya kerusakan organ akan semakin luas dan bisa menyerang saluran pernapasan bawah dan atas. 
2. Penyakit leptospirosis dan kolera mudah menyebar
Kemarau yang panjang juga bisa meningkatkan risiko penyebaran penyakit seperti leptospirosis dan kolera. Penyakit ini tingkat penyebarannya akan semakin tinggi jika terjadi kekurangan air untuk sanitasi. Kita tidak boleh menyepelekan penyakit kolera. Sebab penyakit ini bisa menyerang orang dewasa dan juga anak-anak. Penyakit ini menyebabkan terjadinya diare parah sehingga penderitanya mengalami dehidrasi. 
3. Dehidrasi
Dehidrasi terjadi karena kurangnya cairan dalam tubuh. Untuk mengatasi kita bisa minum oralit yaitu air yang berisi campuran gula dan garam. Dehidrasi ini perlu diwaspadai, sebab dehidrasi parah bisa menimbulkan komplikasi, mulai dari kejang, gagal ginjal dan juga syok hipovolemik.
4. Sakit mata
Ketika musim kemarau debu akan sangat mudah beterbangan. Hal inilah yang dapat meningkatkan risiko sakit mata dengan gejala mata menjadi kering. Kondisi ini terjadi sebab air mata tidak memiliki kemampuan yang cukup untuk lubrikasi mata. Gejala sakit mata tersebut diantaranya adalah mata merah, belekan hingga ada rasa mengganjal pada mata. 
5. Diare
Kurangnya ketersediaan air bersih membuat lingkungan menjadi lebih kotor. Sebab saat kita buang air besar dan kecil, ataupun mencuci peralatan memasak memerlukan air bersih. Jika air bersih jumlahnya sedikit maka kita tidak bisa menjaga kebersihan lingkungan dan peralatan memasak dengan baik. Lingkungan yang kotor membuat jumlah lalat semakin banyak. Lalat tersebut jika hinggap ke makanan atau minuman akan menimbulkan permasalahan pencernaan yaitu diare. 


Solusi Mengatasi Kekeringan


Melihat pentingnya air bagi kehidupan, maka kita perlu melakukan hal-hal yang berfungi untuk melestarikan keberadaan air ini. Sehingga saat musim kemarau tidak lagi mengalami kekeringan. 
Adapun langkah yang bisa lakukan untuk mengatasi kekeringan adalah;

1. Membuat biopori
Biopori merupakan teknologi alternatif untuk penyerapan air hujan. Dalam penjelasan deskripsinya biopori merupakan lubang silinder yang dibuat secara vertikal ke dalam tanah dan di dalamnya terdapat lubang-lubang kecil yang terbentuk oleh aktivitas organisme seperti cacing. Maka dari itu biopori disebut juga sebagai istana cacing. Biopori ini memiliki fungsi ganda, selain sebagai media penyerapan air hujan. Biopori juga berfungsi sebagai tempat pembuangan sampah organik. Pembuatan lubang biopori bisa dilakukan dimana saja, baik di perumahan perkotaan yang memiliki lahan sempit. Sebab ukuran untuk membuat lubang biopori diameternya hanya 10 cm. Semakin banyak biopori yang dibuat maka akan semakin banyak pula air yang bisa diserap ke dalam tanah. Maka dari itu kegiatan ini harus digalakkan baik di desa maupun di kota. 

2. Membuat bak penampungan air hujan (memanen air hujan) 
Air hujan merupakan alternatif untuk mengatasi kelangkaan air. Sebab air hujan memiliki ph rata-rata 5,6 jadi aman untuk dikonsumsi. Untuk menampung air hujan masyarakat bisa membuat bak penampungan untuk menampung air hujan. Bak penampungan ini bisa terbuat dari drum-drum bekas ataupun ember-ember besar. Jika memiliki dana bisa membuat bak penampungan yang terbuat dari bahan batu bata yang disemen. Bak penampungan ini bisa menampung air hujan lebih banyak dan juga lebih awet.

Salah satu daerah yang melakukan gerakan memanen air hujan adalah Jombang. Gerakan memanen air hujan dipelori oleh Yayasan Air Kita Jombang. Harapannya gerakan ini bisa menyebar ke berbagai daerah lainnya utama daerah yang rawan mengalami kekeringan saat musim kemarau. 

3. Menggalakan gerakan menanam pohon
Salah satu sebab terjadinya kekeringan adalah lahan hutan yang gundul. Lahan hutan yang gundul tidak mampu menyimpan air saat musim hujan. Jadi air hujan yang turun akan langsung mengalir sehingga menyebabkan terjadinya longsor dan banjir. Maka dari itu demi kelestarian air mari kita galakkan gerakan menanam pohon. 

4. Menggalakan gerakan hemat air

Menyadari pentingnya air bagi kehidupan maka kita perlu melakukan penghematan dalam penggunaan air. Jadi gunakan air sesuai dengan kebutuhan. Segera matikan kran air jika tidak digunakan. Air mineral sisa jangan langsung dibuang tetapi air tersebut bisa dikumpulkan untuk menyiram tanaman kita. Misalnya menyiram bunga yang ada di pot.

5. Melakukan perawatan terhadap sumber air
Salah satu cara melakukan perawatan sumber air adalah dengan tidak melakukan perusakan terhadap hutan, misalnya tidak melakukan penebangan secara liar. Sebab akar pohon ini menyimpan cadangan air. Jika pohon banyak ditebang maka air hujan tidak ada yang tertampung oleh akar pohon sehingga cadangan air untuk musim kemarau berkurang. 

6. Membangun sumur resapan
Sumur resapan merupakan salah satu teknik konservasi air berupa bangunan yang dibuat menyerupai sebuah sumur dengan kedalaman tertentu. Sumur resapan berfungsi untuk menampung air hujan. Dengan adanya sumur resapan maka air hujan akan dikembalikan ke tanah dan tidak menggenang dipermukaan. Pada saat musim kemarau tiba, sumur resapan akan berfungsi sebagai cadangan air di dalam tanah. 

Kegiatan dan kebijakan yang harus dilakukan pemerintah
Selain hal-hal di atas pemerintah juga perlu melakukan kegiatan dan kebijakan untuk mendukung pelestarian air. Adapun hal yang seharusnya pemerintah lakukan untuk mendukung gerakan pelestarian air adalah sebagai berikut;

1. Melakukan edukasi dan sosialisasi tentang pemanfaatan air hujan sebagai pengganti air bersih
Jadi pemerintah bisa melakukan edukasi maupun sosialisasi pemanfaatan air hujan sebagai pengganti air bersih melalui berbagai media massa baik cetak ataupun elektronik. Dengan adanya edukasi dan sosialisasi yang masif tentunya akan semakin tumbuh kesadaran masyarakat untuk menampung air hujan sebagai alternatif pengganti air bersih. 

2. Membuat bak penampungan umum 
Memang masyarakat sudah membuat secara mandiri bak penampungan air hujan. Tetapi kendalanya bak penampungan yang dibuat ukurannya kecil. Sehingga tidak mencukupi kebutuhan air selama musim kemarau. Maka dari itu hendaknya pemerintah membangun bak penampungan umum yang kapasitasnya lebih besar. Sehingga jika nantinya simpanan air hujan dirumah habis, masyarakat bisa mengambil air dibak penampungan yang dibuat oleh pemerintah. 

3. Melakukan pengecekan Ph air hujan secara berkala
Tingginya polutan dibeberapa daerah yang di Indonesia menyebabkan terjadinya perubahan Ph air hujan. Ph air hujan yang terlalu rendah ataupun terlalu tinggi tidak baik untuk dikonsumsi. Oleh karenanya pemerintah harus melakukan pengecekan secara berkala terhadap ph air hujan. Jika air hujan phnya terlalu rendah atau terlalu tinggi maka air hujan tersebut hanya bisa digunakan untuk mandi dan mencuci. Selanjutnya pemerintah harus menyediakan air bersih yang layak konsumsi. Bisa melalui bak penampungan ataupun melalui pipa-pipa yang disalurkan ke rumah-rumah warga. 

4. Mengeluarkan kebijakan untuk melindungi daerah sumber air bersih
Dengan adanya peraturan pemerintah tentang perlindungan terhadap daerah sumber air bersih. Maka daerah sumber air bersih tersebut akan tetap aman keberadaannya dan terbebas dari alih fungsi lahan. Sehingga keberadaan sumber air tetap lestari dan saat musim kemarau daerah di sekitarnya tidak akan mengalami kekeringan.

5. Melakukan pipanisasi
Menurut Alifah Lestari seorang aktivis kemanusiaan, salah satu faktor kesulitan mendapatkan air diperkotaan adalah karena minimnya pipanisasi. Masalah pipanisasi ini sebenarnya tidak hanya dikota saja. Tetapi pipanisasi ini juga menjadi kendala didaerah yang mengalami kekeringan. Maka dari itu hendaknya pemerintah menyediakan pipa-pipa untuk mengalirkan air bersih dari sumber air ke rumah-rumah penduduk. Baik di kota maupun daerah yang mengalami kekeringan. Dengan adanya pipanisasi maka rakyat bisa mengakses air bersih dengan lebih mudah. 

6. Membuat daerah resapan air
Daerah resapan air berfungsi untuk menyimpan air saat hujan turun. Jika di desa mungkin masih banyak lahan yang bisa digunakan untuk tempat penyerapan air. Nah, untuk di kota pemerintah kita bisa membuat kebun raya di tengah kota sebagai lahan resapan. Kebun raya tersebut bisa ditanami dengan aneka jenis pohon. Sebab pohon merupakan salah satu penyaring alam terbaik untuk menjaga ketersediaan air bersih. Selain menyimpan air bersih lahan resapan yang berupa kebun raya bisa membuat udara menjadi lebih segar. Karena pohon menyerap karbondioksida dan mengeluarkan oksigen. Sehingga udara menjadi terasa segar dan sejuk. Tidak hanya itu kebun raya ini juga bisa menjadi salah satu objek wisata. 

Dengan kerjasama yang baik antara pemerintah dengan masyarakat dan dengan pengelolaan manajemen yang baik tentang pendistribusian air bersih. Maka seluruh warga akan mendapatkan kemudahan dalam mendapatkan air bersih dan negara kita akan bebas dari ancaman kekeringan. 

Mari bersama kita jaga kelestarian air. 
Saya sudah berbagi pengalaman soal climate change. Anda juga bisa berbagi dengan mengikuti lomba blog "Climate Change" yang diselenggaraakan KBR (Kantor Berita Radio) dan Ibu-Ibu Doyan Nulis". Syaratnya, bisa Anda lihat di sini: https://bit.ly/LombaBlogPerubahanIklimKBRIxIIDN

Referensi
https://www.halodoc.com/4-dampak-kekeringan-ekstrem-bagi-kesehatan
https://www.99.co/blog/indonesia/solusi-krisis-air-bersih/

Related Posts

39 komentar

  1. Manusia harus turut bertanggung jawab atas perubahan iklim ini. Karena atas perilakunya yang kurang memperhatikan keseimbangan ekosistem sehingga semua ini bisa terjadi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya betul sekali mbak, kita harus memperhatikan ekosistem alam agar bencana alam akibat ulah manusia bisa diminimalisir

      Hapus
  2. Ini nih mbaa yg harusnya jadi bahan perbincangan dimana2, tapi seaman dunia menutup mata
    Padahal bencana di depan mata

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbak, maka dari itu kita harus mulai peduli dengan lingkungan kita

      Hapus
  3. Manusia harus saling berkerjasama dan gotong royong menjaga kelestarian alam bumi ini.

    BalasHapus
  4. sedih banget akan banyak nya perubahan di bumi kita tercinta ini yaaa, semoga bumi bisa segera membaik , asri kembali, dan kita sebagai penghuninya wajib menjaga dan memperbaiki kerusakan ini

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya kak, semoga ke depan akan semakin banyak orang yang peduli dengan lingkungan

      Hapus
  5. Bagus nih acara yang diadakan oleh KBR. Biar banyak orang makin terbuka dengan ancaman kelestarian lingkungan. Peresapan air juga makin jarang, khususnya di daerah perkotaan banyak bangunan tapi kurang memperhatikan untuk area terbuka hijau.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya kak, padahal sebenarnya lahan resapan ini sangat bermanfaat sekali untuk menampung dan menyimpan air hujan

      Hapus
  6. Sedih kalau mendengar kata kekeringan. Kelangkaan air di kampus waktu wudhu saja sudah sangat menyiksa, bagaimana jika sampai terjadi di 10% wilayah Indonesia? Saya nggak bisa bayangin. Semoga banyak orang yang sadar dengan bencana ini dan lebih peduli dengan kelestarian alam di sekitar

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya kak, semoga semakin banyak orang yang peduli dengan kelestarian alam

      Hapus
  7. Betul banget nih. Memang bumi ini sudah tua, iklim semakin tidak menentu. Sudah saatnya manusia lebih memperhatikan kebutuhan alam, seperti menanam pohon sebanyak-banyaknya, agar bumi menjadi adem lagi.

    BTW, saya tertarik membuat biopori itu, untuk diameter 10cm sebaiknya dalamnya berapa cm?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya kak, untuk biopori dengan diameter 10cm kedalamnya 100cm...

      Hapus
  8. Kekeringan, efek dari kemarau yang berkepanjangan. Diminta kesadaran kita untuk menjaga dan memperbaiki bumi ini.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya kak, kita harus mulai peduli dengan kelestarian lingkungan

      Hapus
  9. krisis air bersih ini membayangi kita semua ya kak..sbgai gmbran 90% air minum dipasok air kemasan atau isi ulang sehubungan sumber mata air jarang yg menghasilkan air layak minum...sptinya kita hrs senantiasa memperlakukan ayam dng bijak ya..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya kak, kita harus bijak memanfaatkan air. Jangan boros, gunakan sesuai dengan kebutuhan.

      Hapus
  10. Menggunakan bak penampungan sepertinya harus ada regulasinya agar tidak malah menjadi penampungan penyakit. Saya punya pengalaman buruk sehubungan dengan penampungan air ini, tiga hari saja tak dibersihkan langsung banyak jentik nyamuknya. Atau saya yang kurang hiegenis ya menggunakannya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Pak, hendaknya pemerintah memang memberikan edukasi mengenai pemanfaatan dan penyimpanan air hujan secara baik dan benar

      Hapus
  11. Yuk hemat air dimulai dari diri sendiri, jangan sampai bumi kita yang indah dan melimpah sumber airnya ini mengalami kekeringan akibat ulah kita.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya kak, mari hemat air. Gunakan seperlunya, jangan boros

      Hapus
  12. Nah ini yang menjadi PR kita bareng2 kak. . Dan harus jalan berbarengan.. mulai dari diri sendiri dan keluarga baru dilingkungan. . Etapi ditengah pandemi ini agak sulit kak. . Dikit2 cuci tangan... mandi bersih2 semoga pandemi ini segera berhasil dan kita bisa menata kehidupan lebih baik

    BalasHapus
  13. Air adalah sumber kehidupan baik bagi manusia, tumbuhan ataupun hewan. Jadi, pencegahan terhadap kekeringan memang harus dilakukan sekarang. Ya minimal dari hal-hal kecil sepeti boros air saat mandi atau mencuci.

    BalasHapus
  14. semaki banyak yang menulis dan berbagi tentang perubahan iklim ini semooga meningkatkan kesadaran tentang bencana yang di depan mata ini ya mbak

    BalasHapus
  15. Ini blog ke tiga yang aku kunjungi dan membahas tentang krisis..

    Jika di runut memang krisis ini sudah mulai terlihat.

    Mari jaga dan lakukan apa yg telah dipaparkan.

    BalasHapus
  16. Memasuki musim kemarau kayak gini kami yang di Jakarta pun udah mulai ketar-ketir, Mbak. Karena mengandalkan air sumur jadi rentan banget kekeringan. Tahun lalu beberapa orang tetanggaku akhirnya pasang PAM karena sumurnya kering. Belum lagi tanaman mati. Memang kalau dirunut asal muasalnya kekeringan ya manusia sendiri. Karena area hijau sudah habis kalau di Jakarta. Semua beton jadi gak ada resapan air.

    BalasHapus
  17. Di daerah saya Alhamdulillah masih ada hujan dan rata" warga di sini jika hujan maka di tampung dulu menggunakan tong agar untuk persediaan cadangan saat musim kering

    BalasHapus
  18. Semoga Indonesia dijauhkan dari kekeringan ya mba. Karena ga bisa membayangkan sudah pandemi ditambah kekeringan lalu bagaimana kita akan menjaga kebersihan lingkungan jika tanoa air

    BalasHapus
  19. Saya menyambut musim kemarau ini dengan galau mbak.Apa jadinya nanti. Musim kemarau tahun lalu sumur dan sungai dekat rumah kering. Ayo doong... semua... bijak pakai air ya... yuk kia serukan ini bersama-sama.

    BalasHapus
  20. Memang benar mba, air itu penting sekali buat hidup kita. Semoga kita semua bisa menjaga sumber air. Yang tidak kekurangan bisa hemat, dan yang kekurangan bisa diberikan kemudahan menanggulanginya.

    BalasHapus
  21. sharing yang sangat bermanfaat mba, yang bisa kita lakukan mencegah penyebab kerusakan tersebut mungkin bisa dengan meningkatkan awareness manusianya ya, alias aktivitas yang dapat merusak lingkungan bisa diminimalisir misalkan dengan tidak merusak hutan dan menanam banyak pohon, membuat rumah dengan ruang terbuka, mengurangi polusi dengan cara mengurangi kendaraan dan lainnya, mari kita jaga bumi kita

    BalasHapus
  22. Ngeri banget ya dampak dari kekeringan air, sekarang juga udah terasa di daerahku suhu udara jadi panas dan sering banjir karena perumahan makin banyak.makasih kak dikasi tahu tentang pencegahan nya juga. Pengen nanam pohon di sekitar rumah

    BalasHapus
  23. Krisis pangan akan jadi ancaman serius tahun ini. Kita harus bersiap-siap. Salah satu cara saya adalah berkebun, Mbak. Agar bisa membuat ketahanan pangan sendiri. BEruntung saya tinggal di desa dengan tanah yang cukupan. Butuh tanah lagi tinggal sewa lahan kosong tetangga. CUma menyesuaikan tanaga saja, sebenarnya.

    BalasHapus
  24. bener banget ya mba, kita harus melestarikan air sejak dini. kalau bukan kita siapa lagi kan? bagus infonya, terima kasih sudah mengingatkan untuk mencegah kekeringan sejak dini.

    BalasHapus
  25. Keren sekali kk tulisannya. Btw... Aku tertarik untuk membuat bioporinya sepertinya wajib di coba deh hehe soalnya kalau nyetok air hujan pakai Tanki udah biasa orang di sekitar rumah melakukan.

    BalasHapus
  26. Perubahan iklim nyatanya membawa banyak sekali dampak negatif bagi kehidupan manusia ya Mbak. Tapi sayangnya perubahan itu tidak bisa diberhentikan, tapi bisa diperlambat lajunya. Mudah-mudahan semakin banyak masyarakat yang sadar dan mulai melakukan tindakan nyata, salah satunya adalah menghemat air

    BalasHapus
  27. Salah satu penyebab bahaya kekeringan di daerah aku adalah, makin berkurangnya pohon penutup tanah, terutama di bukit-bukit nih Mba.

    BalasHapus
  28. rumah pakdhe saya di jombang. iya beneran ternyata ada daerah yg kurang air. padahal kesannya mustahil, kan jawa timur gitu loh. banyak sawha dan ladang pula

    BalasHapus

Posting Komentar